Sexing/Menentukan Jenis Kelamin Lovebird


Sexing atau pengenalan jenis kelamin pada lovebird, bukanlah perkara yang mudah, khususnya untuk lovebird jenis monomorfic. Dalam sexing burung terdapat istilah dimorfic dan monomorfic.
  • Dimorfic, bila secara kasat mata dapat dikenali perbedaan jenis kelamin jantan dan betina dari perbedaan fisik, dalam lovebird adalah warna bulunya, dari sembilan jenis lovebird, hanya tiga jenis lovebird yang tergolong dimorfic, yaitu Madagaskar, Red-Face, dan Abyssinian.
  • Monomorfic, bila perbedaan jenis kelamin tidak dapat dikenali dari warna maupun fisiknya, selain dari tiga jenis lovebird yang disebutkan di atas, jenis yang lainnya termasuk kedalam jenis monomorfic. Dalam kategori monomorfic lovebird dibedakan lagi kedalam dua jenis lovebird, yaitu lovebird ber-ring (klep/memiliki lingkar putih disekitar mata, seperti memakai kacamata) dan lovebird non ring (non klep/tidak memiliki lingkar putih disekitar mata atau hanya sedikit saja memiliki lingkar putih).
Dengan cara yang sederhana kita dapat mengenail ciri-ciri perbedaan kelamin lovebird jantan dan betina. Namun perlu diingat bahwa ciri-ciri fisik tersebut sama sekali tidak menjamin keakuratannya.
Lovebird Betina
  • Secara fisik umumnya memiliki kepala dan dada yang lebih besar lovebird jantan
  • Memilik supit udang yang renggang dan lunak, berjarak antara 0,5 Cm atau lebih
Lovebird Jantan
  • Secara fisik umumnya memiliki kepala dan dada yang lebih kecil dibandingkan lovebird betina
  • Memilik supit udang yang rapat dan keras, berjarak antara kurang dari 0,5 Cm
Melakukan identifikasi jenis kelamin seperti ini memberikan kemungkinan kebenaran sekitar 50%.
Banyak cara yang dilakukan oleh penggemar lovebird dalam rangka menentukan kelamin lovebird. Mulai dari melihat bentuk dan ukuran kepala, posisi jarak antar kaki pada saat bertengger (rapat/lebar), bentuk tulang pelvic (supit udang) hingga bentuk bulu ekor (runcing atau melebar). Dapat pula diamati perilaku burung. Hormon burung betina yang sudah matang akan cenderung lebih agresif dan sangat mungkin menyerang burung lain atau hal lain yang mengganggu daerah atau sarangnya. Sebaliknya burung jantan lebih menunjukkan perilaku tenang dan tidak begitu agresif.
Semua cara di atas adalah cara yang tidak ilmiah. Artinya tingkat keakuratan sexing nya tidak dapat dijamin 100%. Terdapat beberapa pengecualian diantara burung-burung yang satu dengan yang lain.
Sexing secara ilmiah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
  • Tes DNA, dilakukan dengan menggunakan sample darah yang dapat diambil dari beberapa tetes darah dari kuku burung.
  • Operasi, dilakukan dengan cara membius burung dan membuat irisan kecil di sisi sebelah kiri tubuh burung di antara tulang rusuk, tulang pinggang dan tulang paha. Operasi ini menggunakan sebuah alat laparoscopy. Dengan alat tersebut akan terlihat apakah seekor burung memiliki ovarium atau indung telur atau tidak. Burung lovebird betina dewasa jelas akan memiliki indung telur tersebut di dalam tubuhnya, dan sebaliknya burung jantan tidak memiliki ovarium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar